Seseorang yang bergaul dengan temannya dapat terlihat dari caranya memperlakukannya dan bertahankah ia dengan temannya saat ia melakukan sesuatu yang mungkin ia tidak menyukainya, dan bahkan mungkin ia tak sengaja melakukannya.
Seseorang yang mengenalmu dengan Hatinya ia tidak akan melihat dirimu dari penampilan luar saja, ia akan melihat kepada Hatinya.
Karna sejahat jahatnya seseorang pasti ia memiliki hati kecil yang baik yang mungkin selama ini ia hanya masih bisa terkalahkan oleh ego dan bagian hati lain yang buruk. Ia akan membantu dan mengarahkanmu agar Hati Kebaikan kecilmu untuk terus berbuat kebaikan.
Mengenal sahabat itu harus dari hati. Jangan pandang bulu. Sahabat terbaik adalah mereka yang mengajarkanmu menjadi lebih baik dan bisa mendekatkanmu pada Allah.
Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”